Catatan 10 Hari Pertama Jadi Mahasiswa National Institute Of Education (NIE)-Nanyang Technological UniversityY(NTU) Singapura


NIE

Bertahun lalu, sempat terbesit keinginan saya untuk bisa melanjutkan sekolah di kampus ini, Nanyang Technological University, tapi waktu itu saya lihat persyaratannya sepertinya berat sekali untuk saya yang kemampuannya serba pas-pasan lah. Tuhan memilihkan saya kampus Bumi Siliwangi (Universitas Pendidikan Indonesia/UPI) yang nyaman dan sejuk tempatnya, dna ternyata di tempat ini pula saya belajar banyak sekali. Saya dipertemukan dengan profesor-profesor yang bukan hanya mumpuni di bidangnya namun sangat baik hatinya. Di tempat ini, saya diberi kesempatan mengembangkan kemampuan menulis dan kemampuan ber-bahasa Inggris. Prof. Yaya S Kusumah, M.Sc, Ph.D., mengajarkan saya menulis dengan baik, mengajari menyusun kalimat dengan benar, menggunakan tanda baca dengan benar, memilih kata sambung yang sesuai, menghubungkan paragraf satu dengan lainnya, hingga memilih kata yang tepat. Saya belajar Bahasa Indonesia lagi J. Prof. Jozua Sabandar, MA., Ph.D., mengajarkan saya berbicara bahasa dalam Bahasa Inggris dengan baik, bagaimana menggunakan intonasi yang tepat, memilih kata dalam berbicara, menggunakan ungkapan-ungkapan idiom dalam suatu pembicaraan, dan lain2. Bahkan beliau juga yang mengajarkan bagaimana harus menjaga kebugaran dan penampilan agar tetap sehat dan awet muda.

Bayangkan, saya yang masih berstatus mahasiswa sudah diberi kesempatan menjadi moderator bagi para dosen tamu dari berbagai negara, padahal di jurusan pendidikan matematika terdapat dosen-dosen dan profesor-profesor yang kemampuan berbahasa inggrisnya tidak kalah fasih dari dosen bahasa Inggris sendiri. Kesempatan-kesempatan ini menumbuhkan rasa percaya diri yang luar biasa. Saya juga diberi kepercayaan dan support luar biasa ketika berniat mengikuti seminar internasional ke luar negri untuk pertama kalinya. Support dalam bentuk waktu yang disediakan dalam menulis paper tersebut, bahkan kami didampingi sampai ke tempat tujuan. Luar Biasa! Lebih luar biasa lagi, Profesor saya ini bersedia sharing via email untuk mengedit tulisan beliau yang akan disajikan dalam konferensi tersebut.

Apakah Anda memiliki profesor yang bersedia datang ke acara pernikahan Anda yang dilakukan di kota lain atau professor yang bersedia menjenguk mahasiswanya yang baru saja melahirkan? Ya, saya temukan semuanya di Pendidikan Matematika UPI. Saya begitu terharunya ketika mendapat sms dari Prof. Utari bahwa beliau bersama sopirnya dijalan tersasar tidak bisa menemukan klinik bersalin saya yang terletak di jauh di daerah parompong Lembang.

Lingkungan belajar yang kondusif di UPI rupanya yang mengantarkan saya untuk siap menuju NTU. Selama masa proses pengajuan beasiswa saya sempat kehilangan kepercayaan diri sewaktu dikenalkan dengan mahasiswa Indonesia yang telah lebih dulu kuliah di sana. Menurut mahasiswa ini, hanya mereka lulusan terbaik dari salah satu perguruan tinggi ternama di Jogyakarta yang bisa masuk ke NIE sebagai salah satu institute di bawah NTU. Nilai IELTS-nya juga harus 7.5 dengan kemampuan yang luar biasa. Mahasiswa ini menceritakan betapa hebat dirinya di NIE, bahkan beberapa kali merendahkan saya yang punya toelf pas-pasan dan dianggapnya kurang bisa berkomunikasi. Hal ini sempat meruntuhkan kepercayaan diri saya, kedua professor saya yang membangkitkan dan menyakinkan saya bahwa saya pasti mampu dan support merekalah yang membuat saya urung mengundurkan diri. Dengan keyakinan yang setengah hati, akhirnya saya niatkan untuk terus maju.

Setibanya di NIE-NTU, saya menemukan ternyata supervisor saya sangat baik, beliaulah yang menolong saya ketika kesulitan mendapatkan TEP (Training Employment Pass) beliau langsung menepon orang nomor satu di MoM (Minister of Man Power) Singapura karena kecilnya beasiswa yang saya terima dari DIKTI menurut standar Singapura karena saya akan bertitel “Research Asistant”. Alhamdulillah semua berjalan lancar,…

Minggu pertama, setelah hari senin, 1 September 2014 pertama kali saya ke kampus berjumpa dengan supervisor saya, Prof. Berinderjeet Kaur, hari Jumat, 5 September saya diminta memasukkan tulisan yg saya buat, hanya 4 halaman yang bisa saya buat selama 3 hari yang juga disibukkan dengan mencari apartemen dan pengurusan administrasi ke kampus dan ke kementrian Singapura. Saya deg-deg an, tidak percaya diri, dan sangat malu. Ternyata setelah membaca 4 halaman tulisan saya itu, beliau justru memuji tulisan saya, dan mengutarakan ketertarikannya untuk juga menjadi salah satu supervisor saya. Bahkan beliau ingin sekali ikut membantu mengambil data. Beliau langsung membuat target selama 3 bulan ini saya harus bisa menghasilkan: theoretical framework, metodology dan instrumen selain satu paper yang siap untuk dimasukkan ke jurnal internasional. Ketika pulang, saya diberi disertasinya untuk dipelajari, dua buah bloknote, lengkap dengan tasnya untuk membawa semua barang tersebut. Saya bengong! Saya langsung telpon pembimbing saya di UPI, dan saya katakan “Dear Sir, I get my confident back”.