Pemajangan Karya (Maha)Siswa


IMG_20181103_150025Pemajangan karya siswa merupakan salah satu unsur yang cukup penting dalam pengelolaan kelas. Karya-karya siswa tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar kembali bagi anak-anak di kelas, selain tentu saja dapat menjadi pemicu agar mereka lebih termotivasi. Sayangnya hal ini sepertinya kurang relevan bagi mahasiswa, selain tidak memungkinkan karena kelas yang sama dipakai bergantian, bentuk [emajangan seperti itu juga tidakberdampak signifikan terhadap motivasi mereka.

Alternatifnya karya-karya mahasiswa dapat dipamerkan pada even-even acara yang dilaksanakan di sekitar kampus atau  pameran khusus yang dilaksanakan di pusat-pusat keramaian seperti yang pernah dilakukan oleh jurusan D3 informatika UNS di Hartono Mall, Solo. Namun even-even besar seperti itu gak sulit diperoleh bagi mahasiswa calon guru, maka saya berinisiatif untuk memamerkan dan mempromosikan beberapa hasil kerja mahasiswa saya di dalam blog ini sebagai ajang pemberian apresiasi sekaligus berharap dapat bermanfaat vagi guru-guru yang sudah mengajar di sekolah untuk dapat mengadaptasi hasil karya yang dihasilkan mahasiswa saya di dalam kelas.

Berangkat dari ide sederhana tersebut, saya menjanjikan pada mahasiswa saya untuk mengunggah hasil karya mereka di blog pribadi dengan mencantumkan nama mereka. Karya yang saya unggah ini sudah berdasakan kesediaan mereka. Walaupun ini sebenarnya sudah telat lama, namun janji harus tetap ditunaikan bukan?

Berikut adalah karya mahasiswa PPG, Praphastha Jayantara, berupa modul untuk mengajarkan materi pembuktian teorema Phytagoras:

08_Modul_Praphastha Jayantara_Teorema Pythagoras

Semoga dapat memberikan manfaat bagi Bapak/Ibu guru sekalian.

 

Teori Belajar


Semester ini, saya mengampu mata kuliah “Pembelajaran Matematika Inovatif” pada jenjang S-1 dan “Pembelajaran Matematika” pada jenjang S-2. Awalnya saya menduga, tidak perlu mengulas lagi teori-teori belajar, namun ternyata mahasiswa masih menginginkan topik tersebut dibahas. Berikut sekilas uraian teori belajar menurut Piaget, Vygotsky, Skemp, Bruner, Dienes, dan van Hiele.

  1. Teori belajar Piaget dan Bruner Pertemuan 2 Pembelajaran Matematika kelas B
  2.  eori belajar Skemp dan Vygotsky Pertemuan 3 kelas B Pembelajaran Matematika 
  3. Teori Belajar Dienes dan van Hiele Pertemuan 4 PMI

Adapun contoh video tentang eksplorasi kemampuan anak berdasarkan teori Piaget dapat ditemukan di link https://www.youtube.com/watch?v=gnArvcWaH6I dan video contoh permanan Dienes dapat diakses pada link https://www.youtube.com/watch?v=NXCsEkMLWtY

 

 

Catatan 10 Hari Pertama Jadi Mahasiswa National Institute Of Education (NIE)-Nanyang Technological UniversityY(NTU) Singapura


NIE

Bertahun lalu, sempat terbesit keinginan saya untuk bisa melanjutkan sekolah di kampus ini, Nanyang Technological University, tapi waktu itu saya lihat persyaratannya sepertinya berat sekali untuk saya yang kemampuannya serba pas-pasan lah. Tuhan memilihkan saya kampus Bumi Siliwangi (Universitas Pendidikan Indonesia/UPI) yang nyaman dan sejuk tempatnya, dna ternyata di tempat ini pula saya belajar banyak sekali. Saya dipertemukan dengan profesor-profesor yang bukan hanya mumpuni di bidangnya namun sangat baik hatinya. Di tempat ini, saya diberi kesempatan mengembangkan kemampuan menulis dan kemampuan ber-bahasa Inggris. Prof. Yaya S Kusumah, M.Sc, Ph.D., mengajarkan saya menulis dengan baik, mengajari menyusun kalimat dengan benar, menggunakan tanda baca dengan benar, memilih kata sambung yang sesuai, menghubungkan paragraf satu dengan lainnya, hingga memilih kata yang tepat. Saya belajar Bahasa Indonesia lagi J. Prof. Jozua Sabandar, MA., Ph.D., mengajarkan saya berbicara bahasa dalam Bahasa Inggris dengan baik, bagaimana menggunakan intonasi yang tepat, memilih kata dalam berbicara, menggunakan ungkapan-ungkapan idiom dalam suatu pembicaraan, dan lain2. Bahkan beliau juga yang mengajarkan bagaimana harus menjaga kebugaran dan penampilan agar tetap sehat dan awet muda.

Bayangkan, saya yang masih berstatus mahasiswa sudah diberi kesempatan menjadi moderator bagi para dosen tamu dari berbagai negara, padahal di jurusan pendidikan matematika terdapat dosen-dosen dan profesor-profesor yang kemampuan berbahasa inggrisnya tidak kalah fasih dari dosen bahasa Inggris sendiri. Kesempatan-kesempatan ini menumbuhkan rasa percaya diri yang luar biasa. Saya juga diberi kepercayaan dan support luar biasa ketika berniat mengikuti seminar internasional ke luar negri untuk pertama kalinya. Support dalam bentuk waktu yang disediakan dalam menulis paper tersebut, bahkan kami didampingi sampai ke tempat tujuan. Luar Biasa! Lebih luar biasa lagi, Profesor saya ini bersedia sharing via email untuk mengedit tulisan beliau yang akan disajikan dalam konferensi tersebut.

Apakah Anda memiliki profesor yang bersedia datang ke acara pernikahan Anda yang dilakukan di kota lain atau professor yang bersedia menjenguk mahasiswanya yang baru saja melahirkan? Ya, saya temukan semuanya di Pendidikan Matematika UPI. Saya begitu terharunya ketika mendapat sms dari Prof. Utari bahwa beliau bersama sopirnya dijalan tersasar tidak bisa menemukan klinik bersalin saya yang terletak di jauh di daerah parompong Lembang.

Lingkungan belajar yang kondusif di UPI rupanya yang mengantarkan saya untuk siap menuju NTU. Selama masa proses pengajuan beasiswa saya sempat kehilangan kepercayaan diri sewaktu dikenalkan dengan mahasiswa Indonesia yang telah lebih dulu kuliah di sana. Menurut mahasiswa ini, hanya mereka lulusan terbaik dari salah satu perguruan tinggi ternama di Jogyakarta yang bisa masuk ke NIE sebagai salah satu institute di bawah NTU. Nilai IELTS-nya juga harus 7.5 dengan kemampuan yang luar biasa. Mahasiswa ini menceritakan betapa hebat dirinya di NIE, bahkan beberapa kali merendahkan saya yang punya toelf pas-pasan dan dianggapnya kurang bisa berkomunikasi. Hal ini sempat meruntuhkan kepercayaan diri saya, kedua professor saya yang membangkitkan dan menyakinkan saya bahwa saya pasti mampu dan support merekalah yang membuat saya urung mengundurkan diri. Dengan keyakinan yang setengah hati, akhirnya saya niatkan untuk terus maju.

Setibanya di NIE-NTU, saya menemukan ternyata supervisor saya sangat baik, beliaulah yang menolong saya ketika kesulitan mendapatkan TEP (Training Employment Pass) beliau langsung menepon orang nomor satu di MoM (Minister of Man Power) Singapura karena kecilnya beasiswa yang saya terima dari DIKTI menurut standar Singapura karena saya akan bertitel “Research Asistant”. Alhamdulillah semua berjalan lancar,…

Minggu pertama, setelah hari senin, 1 September 2014 pertama kali saya ke kampus berjumpa dengan supervisor saya, Prof. Berinderjeet Kaur, hari Jumat, 5 September saya diminta memasukkan tulisan yg saya buat, hanya 4 halaman yang bisa saya buat selama 3 hari yang juga disibukkan dengan mencari apartemen dan pengurusan administrasi ke kampus dan ke kementrian Singapura. Saya deg-deg an, tidak percaya diri, dan sangat malu. Ternyata setelah membaca 4 halaman tulisan saya itu, beliau justru memuji tulisan saya, dan mengutarakan ketertarikannya untuk juga menjadi salah satu supervisor saya. Bahkan beliau ingin sekali ikut membantu mengambil data. Beliau langsung membuat target selama 3 bulan ini saya harus bisa menghasilkan: theoretical framework, metodology dan instrumen selain satu paper yang siap untuk dimasukkan ke jurnal internasional. Ketika pulang, saya diberi disertasinya untuk dipelajari, dua buah bloknote, lengkap dengan tasnya untuk membawa semua barang tersebut. Saya bengong! Saya langsung telpon pembimbing saya di UPI, dan saya katakan “Dear Sir, I get my confident back”.

Sebutir Biji Padi


Pada jaman dahulu hiduplah seorang raja di sebuah pulau, namanya pulai Kitang. Luas pulai Kitang hampir sama dengan luas pulai jawa, seluruh daerah tersebut dalam kekuasaan Raja. Letak pulau Kitang tepat dibawah garis khatulistiwa, sehingga disana hanya ada dua musim, musim hujan dan musim panas. Pulau Kitang sangat subur di musim hujan, namun seringkali kekeringan dimusim panas.

Sang Raja selalu membuat pencitraan bahwa seolah-olah ia adalah Raja besar yang adil dan jujur. Setiap kali panen padi tiba, para rakyat memberikan pajak satu karung besar padi hasil panen. Raja akan menyimpan semua pemberian rakyatnya itu di dalam sebuah lumbung padi yang amat besar dan tertutup. Namun sayangnya, ketika pulau Kitang mengalami kekeringan, dan banyak rakyat kelaparan. Sang Raja tidak mau memberikan atau meminjamkan padi-padi yang dilumbungnya kepada rakyatnya. Hingga banyak rakyat yang sakit bahkan meninggal karena kelaparan.

Suatu ketika datanglah musim kering yang panjang. Sikap Raja yang curang itu rupanya membuat seorang gadis kecil bernama Muta geram. Ia pun punya ide cemerlang untuk memberi pelajaran bagi sang Raja. Kebetulan Raja sedang mengalami masalah rumit kala itu. Istananya sedang diserang oleh ribuan lalat, beberapa ahli binatang dan hama kerajaan sudah dikerahkan, namun lalat-lalat itu masih belum bisa diusir dari istananya.

Akhirnya Muta menghadap ke istana dan mengajukan diri untuk mengusir lalat itu. Muta tahu Raja sangat pelit maka Muta pun mengajukan syarat yang unik. “Wahai Raja, upah saya tidak mahal kok, hanya sebutir padi per menit dan kelipatannya untuk menit-menit selanjutnya selama Istana Tuan terbebas dari lalat-lalat yang menjengkelkan ini” Sang Raja pikir upah ini sangat murah maka ia langsung menyetujuinya.

Pada akhirnya Muta dapat mengusir semua lalat tersebut dengan membasmi lalat dengan cairan khusus dan membersihkan seluruh area istana dan sekitarnya. Dan Muta pun meminta upah sesuai dengan perjanjian awal pada hari ke dua.

Raja ini sudah dua hari istana bebas dari lalat, saya meminta upah saya Tuan. Tetapi ketika upahnya di hitung, si Raja pun kaget bukan kepalang, karena Raja harus menguras isi gudang padinya. Mengapa bisa demikian ya?….. karena ternyata sebutir padi per menit dan kelipatannya itu adalah adalah ongkos yang sangat mahal! Karena dalam sehari saja Raja harus membayar  sebanyak 21439 butir padi.

Lalu seluruh padi yang diperoleh Muta setiap harinya diberikan pada rakyat yang kelaparan.

(inspired by “one grain of rice”)

SEMINAR INTERNASIONAL PENDIDIKAN MATEMATIKA DI PULAU PHUKET THAILAND (bag. I tahap Persiapan )


Bulan maret 2013, saya beserta Prof. Yaya S. Kusumah dan dua sahabat saya Ibu Maria Kleden dan Puji Lestari berkesempatan berpartisipasi di EARCOME 6 (East Asia Regional Conference on Mathematics Education) yang bertempat di Prince of Songkla University di Pulau Phuket Thailand. Sebetulnya desire saya untuk mencicipi pengalaman dalam kancah internasonal ini tidak terlepas dari inspirasi-inspirasi yang diberikan oleh dosen-dosen Prodi Pendidikan Matematika UPI  prof. Yaya S. Kusumah, Ph. D dan Prof. Jozusa Sabandar, Ph.D, dengan modal semangat dan kerja kerasmaka akhirnya misi untuk mengikuti seminar internasional dapat terwujud juga bersama-sama sahabat saya.

Tulisan ini dibuat dengan tujuan berbagi inspirasi dan semangat khususnya bagi sahabat-sahabat sekelas dan umumnya bagi “orang Indonesia” yang merasa menorehkan nama Indonesia di kancah internasional itu “sesuatu” (nyontek gaya lebay Syahrini). Buat saya pribadi misi ini juga setidaknya selain membuka wawasan keilmuan tentunya sekaligus dapat jalan-jalan ke luar negri melalui karya kita, bukan sekadar menyumbang devisa bagi Negara lain dengan hanya menjadi wisatawan saja.

Prosesnya dimulai dengan menulis abtsrak yang harus terlebih dahulu di kirimkan ke panitia untuk disortir, apakah dapat ditampilkan ke dalam presentasi oral atau sekadar poster saja. Setelah selesai disortir panitia, pengumuman disampaikan melalui email pribadi apakah makalah kita di terima/ditolak atau masuk ke dalam poster presentation. Tahap selanjutnya kita diminta menyelesaikan makalah sesuai dengan format penulisan yang sudah ditetapkan panitia, kemudian diminta membayar biaya pendaftaran pada jangka waktu tertentu. Biasanya soal pemabayaran ini, ada jangka waktu yang ditetapkan dengan besaran biaya yang berbeda. Intinya kalau bayar lebih dulu bisa ebih murah lho,…. Pengalaman kami dalam membayar regirtrasi, awalnya mau memanfaatkan jasa kiriman uag seperti money gram atau western union, tapi ternyata lebih mudah langsung saja transfer antar Negara via BNI, murah dan mudah. Untuk menghemat biaya, maka kami mengirimkan biaya registrasi untuk 4 orang sekaligus dalam satu resi, karena kalau sendiri-sendiri biaya pengiriman uangnya menjadi jauh-jauh lebih mahal lho….

Eh tapi inget lho,.. semua proses di paragraph atas itu, dimulai setelah membuka dan membaca informasi dalam website resmi yang dikeluarkan panitia, seperti ini lho contoh website resminya: http://earcome6.kku.ac.th/earcome/ . jadi secara formal, langkah pertama adalah cari informasi tentang seminar atau konferensi yang akan dilaksanakan terlebih dahulu melalui website resmi panitia ya….

Nah, setelah bayar pendaftaran dan makalah utuh sudah dikirim selanjutnya adalah berburu tiket pesawat murah dan mencari informasi tentang hotel yang dekat dengan lokasi plus transportasi di sana. Biasanya di dalam website resmi panitia, ini semua sudah disediakan, dari list hotel terdekat hingga informasi tentang tempat pariwisata yang bisa dikunjungi plus dengan peta dan informasi tranportasi dari jenis kendaraan hingga besar ongkos yang perlu disiapkan. Pokoknya komplit deh, hal ini memudahkan kita untuk mengestimasi total anggaran yang perlu disiapkan. Oh ya,.. tentu saja semua penjelasan ditulis dalam bahasa Inggris bukan bahasa Thailand atau bahasa Melayu.. he.he..he..

Nah,.. setelah semuanya beres, langkah selanjutnya adalah membuat estimasi dana yang diperlukan dan menukar mata uang rupiah dengan bath. Jelas-jelas membeli bath di Indo lebih murah daripadamembei bath di di Phuket. Selain itu estimasi dana juga berguna untuk mengajukan proposal bantuan ke DIKTI yang dengan murah hati setiap tahun menyediakan dana bantuan bagi para dosen yang akan seminar ke luar negri. Untuk masalah prosedur pengajuan dana bantuan seminar internasional akan saya ulas dalam tulisan yang berbeda.

Untuk persiapan terakhir sebelum keberangkatan adalah menyiapkan slide presentasi atau poster yang akan ditampilkan dan belajar latihan menyajikan slide tersebut hanya dalam waktu kurang lebih 10 menit, hal ini dilakukan agar kita terbiasa dengan waktu yang disediakan dan siap dalam presentasi, karena selain Prof. Yaya, bagi kami bertiga ini merupakan pengalaman perdana.

Setelah semua persiapan di atas maka kami siap berangkat menuju Phuket……

Phuket I’m coomiiinggg…….